Sistem Informasi Keperawatan

SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN

Sistem informasi keperawatan adalah kombinasi ilmu komputer, ilmu informasi dan ilmu keperawatan yang disusun untuk memudahkan manajemen dan proses pengambilan informasi dan pengetahuan yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan asuhan keperawatan.

Tujuan teknologi informasi keperawatan yaitu untuk membantu perawat mengerjakan berbagai tugas kaitannya dengan pengambilan keputusan dengan DSS (Decision Support System). DSS membantu membuat hubungan antara informasi yang didapatkan dari pasien ke literature pilihan tindakan berdasarkan integrasi sistem. Sistem informasi juga dapat meningkatkan keamanan dan keselamatan pasien, serta dapat mencegah kesalahan dengan melaksanakan fungsi pengambilan keputusan dan mencegah fungsi yang tidak tepat.

Manfaat teknologi informasi keperawatan diantaranya sebagai berikut:

  • Lebih banyak waktu dengan pasien dan lebih sedikit waktu di nurse station.
  • Mengurangi penggunaan kertas.
  • Dokumentasi keperawatan secara automatis.
  • Standar yang sama dalam perawatan (proses keperawatan).
  • Mengurangi biaya.
  • Kualitas pelayanan keperawatan dapat di ukur

Contoh Teknologi Informasi Keperawatan

1.    Entity Relationship Diagram (ERD)

ERD (Entity Relationship Diagram) adalah model atau rancangan untuk membuat database, supaya lebih mudah dalam menggambarkan data yang memiliki hubungan atau relasi dalam bentuk sebuah desain. Dengan adanya ER diagram, maka sistem database yang terbentuk dapat digambarkan dengan lebih terstruktur dan terlihat rapi.

Perlu adanya analisis terhadap sistem yang sedang berjalan, sebelum melakukan perancangan sistem, dengan tujuan untuk mengevaluasi permasalahan, hambatan-hambatan yang terjadi, dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat diusulkan perbaikannya. Tujuan dari analisis dan evaluasi sistem adalah untuk menganalisa terhadap sistem pengolahan data pelayanan kesehatan kunjungan pasien mulai dari pendaftaran pasien baru, pendaftaran pasien lama (registrasi), pencatatan, pemeriksaan, pengambilan obat sampai pembuatan laporan pada sistem yang sedang berjalan. Berdasarkan hasil temuan Analisa terhadap sistem yang sedang berjalan terdapat beberapa masalah yang Timbul terutama prosedur pelayanan kesehatan kunjungan pasien yang berobat, diantaranya:

  • Pencatatan kunjungan pasien mulai dari pendaftaran, pencatatan hasil temuan pemeriksaan, pencatatan obat dan pencatatan data lainnya, tetapi penyimpanan data masih tidak teratur.
  • Pencarian data berupa data lama yang sulit, menimbulkan masalah pencarianuntuk review kunjungan pasien lama. Apabila kartu pasien tidak dibawaatau hilang, maka pasien dianggap sebagai pasien baru selain itu, dokter dan perawat mengalami kesulitan dalam penanganan selanjutnya karena datanya tidak ada.
  • Pencatatan penerimaan pengeluaran obat yang tidak teratur, sehingga tidak dapatmengontrol stok yang ada.
  • Pembuatan laporan kunjungan pasien, laporan penyakit Pasien, laporan penerimaan dan pengeluaran ada obat sering terlambat dan tidak akurat karena mengalami kesulitan dari data yang direkap pada tumpukan berkas sehingga banyak waktu yang akan terbuang dalam pembuatan laporan.
  • Kepala puskesmas mengalami kesulitan dalam mengontrol aktivitas pelayanan kunjungan pasien, karena sangat rumit dalam pengelolaan datanya.

Entity Relationship Diagram (ERD) digunakan untuk menggambarkan hubungan antar tabel dengan memperjelas tujuan, untuk review hubungan antar tabel penyimpanan. ERD terdiri dari sekumpulan objek dasar, yaitu entitas dan hubungan antar entitas-entitas yang saling berhubungan dalam sistem informasi pelayanan kesehatan di rumah sakit. Dalam hal ini rumah sakit tersebut dapat menggunakan Sistem Operasi Windows dan Microsoft SQL Server 2000 dengan melakukan pengujian pada program tersebut terlebih dahulu.

2.    Telehealth

Contoh alat kesehatan yang yang terintegrasi pada teknologi yang baru-baru saat ini adalah Telehealth. Jenisnya ada dua, yaitu store forward dan real time teknologi.

Teknologi simpan dan sampaikan (store forward), gambar yang didapatkan dari elektronik seperti x ray, dapat dikirimkan sebagai spesialis untuk diinterpretasi. Radiologi, dermatologi, patologi adalah contoh spesialisasi yang sangat kelihatan menggunakan teknologi ini.

1)    Teknologi Real Time

Teknologi real time adalah teknologi yang membuat pasien dan provider berinteraksi dalam waktu yang sama. Teknologi realtime memfasilitasi komunikassi dua arah baik audio maupun video, yang bisa digunakan dalam telehealth. Salah satu bentuk telehealth adalah homecare, yaitu melangsungkan perawatan menggunakan audio dan video interaktif antara pasien dan perawat tanpa harus bertemu secara langsung. Telenursing adalah bagian dari telehealth, telenursing menawarkan program kolaboratif dan mengurangi biaya pasien.

2)    Augmented Reality

Augmented reality adalah teknologi interaksi yang menggabungkan dunia nyata dengan dunia maya. Tujuan penggunaan augmented reality ini menambahkan pengertian dan informasi pada dunia nyata dimana sistem augmented reality mengambil dunia nyata sebagai dasar dan menggabungkkan beberapa teknologi dengan menambahkan data konsektual agar pemahaman seseorang menjadi jelas.  Di dalam bidang kesehatan, teknologi augmented reality dapat diterapkan adalah simulasi bedah jantung. Dengan teknologi ini calon dokter ataupun petugas kesehatan dapat belajar sebelumnya atau mengembangkan ilmunya dengan menggunakan perangkat simulasi yang diintegrasikan dengan teknologi augmented reality.

Beberapa komponen yang diperlukan dalam pembuatan augmented reality yaitu komputer, Head Mounted Display (HMD), dan Marker.

Komputer digunakan untuk mengendalikan semua proses yang akan terjadi dalam sebuah aplikasi. Penggunaan komputer ini disesuaikan dengan aplikasi yang ingin digunakan. Head Mounted Display (HMD) merupakan perangkat keras yang digunakan sebagai display atau monitor yang akan menampilkan obyek 3D atau informasi yang ingin disampaikan oleh sistem. Marker merupakan gambar dengan warna hitam dan putih berbentuk persegi.

Implementasi teknologi augmented reality ini telah berkembang dengan pesat. Beberapa bidang yang telah menggunakan teknologi augmented realityadalah bidang militer, kesehatan, pendidikan dan dunia industri. Selain itu teknologi augmented reality implementasinya di bidang kedokteran atau bidang medik adalah membuat sebuah sistem operasi virtual. Operasi atau bedah virtual ini bertujuan untuk membantu para tenaga medik untuk belajar sebelum melaksanakan operasi secara nyata. Informasi yang terpasang dalam sistem augmented reality akan membantu dokter maupun tenaga medis dalam bertindak. Dengan menggunakan augmented reality ini maka seorang dokter dapat mensimulasikan terlebih dahulu sebelum melakukan proses operasi. Sehingga diharapkan hasil dari operasi akan berjalan lancar dan dapat mengurangi kesalahan.

 

PERAN PERAWAT DALAM PELAYANAN KESEHATAN

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan, Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi Keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Peran perawat yang utama dan paling banyak disorot dan diketahui oleh masyarakat adalah sebagai pelaku/pemberi asuhan keperawatan, perawat dapat memberikan pelayanan keperawatan secara langsung dan tidak langsung kepada klien, menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi: melakukan pengkajian dalam upaya mengumpulkan data dan informasi yang benar, menegakkan diagnosa keperawatan berdasarkan hasil analisis data, merencanakan intervensi keperawatan sebagai upaya mengatasi masalah yang muncul dan membuat langkah/cara pemecahan masalah, melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang ada dan melakukan evaluasi berdasarkan respon klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan.

Pada Pasal 29 ayat 1 UU Nomor 38 Tahun 2014 dikatakan bahwa dalam menyelenggarakan Praktik Keperawatan, Perawat bertugas sebagai:

  • Pemberi Asuhan Keperawatan
  • Penyuluh dan konselor bagi Klien
  • Pengelola Pelayanan Keperawatan
  • Peneliti Keperawatan
  • Pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang
  • Pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu

Peran Perawat Profesional

Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu system. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seseorang pada situasi sosial tertentu.

1.    Pemberi Asuhan Keperawatan

Sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat membantu klien mendapatkan kembali kesehatannya melalui proses penyembuhan. Perawat memfokuskan asuhan pada kebutuhan kesehatan klien secara holistic, meliputi upaya untuk mengembalikan kesehatan emosi, spiritual dan sosial. Pemberi asuhan memberikan bantuan kepada klien dan keluarga klien dengan menggunakan energy dan waktu yang minimal. Selain itu, dalam perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat memberikan perawatan dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat dan sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatannya dilakukan dari yang sederhana sampai yang kompleks.

2.    Membuat Keputusan Klinis

Membuat keputusan klinis adalah inti pada praktik keperawatan. Untuk memberikan perawatan yang efektif, perawat menggunakan keahliannya berfikir kritis melalui proses keperawatan. Sebelum mengambil tindakan keperawatan, baik dalam pengkajian kondisi klien, pemberian perawatan, dan mengevaluasi hasil, perawat menyusun rencana tindakan dengan menetapkan pendekatan terbaik bagi klien. Perawat membuat keputusan sendiri atau berkolaborasi dengan klien dan keluarga. Dalam setiap situasi seperti ini, perawat bekerja sama, dan berkonsultasi dengan pemberi perawatan kesehatan professional lainnya (Keeling dan Ramos,1995).

3.   Pelindung dan Advokat Klien

Sebagai pelindung, perawat membantu mempertahankan lingkungan yang aman bagi klien dan mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan serta melindungi klien dari kemungkinan efek yang tidak diinginkan dari suatu tindakan diagnostic atau pengobatan. Contoh dari peran perawat sebagai pelindung adalah memastikan bahwa klien tidak memiliki alergi terhadap obat dan memberikan imunisasi melawat penyakit di komunitas. Sedangkan peran perawat sebagai advokat, perawat melindungi hak klien sebagai manusia dan secara hukum, serta membantu klien dalam menyatakan hak-haknya bila dibutuhkan. Contohnya, perawat memberikan informasi tambahan bagi klien yang sedang berusaha untuk memutuskan tindakan yang terbaik baginya. Selain itu, perawat juga melindungi hak-hak klien melalui cara-cara yang umum dengan menolak aturan atau tindakan yang mungkin membahayakan kesehatan klien atau menentang hak-hak klien. Peran ini juga dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam menginterpetasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.

4.    Manager Kasus

Dalam perannya sebagai manager kasus, perawat mengkoordinasi aktivitas anggota tim kesehatan lainnya, misalnya ahli gizi dan ahli terapi fisik, ketika mengatur kelompok yang memberikan perawatan pada klien. Berkembangnya model praktik memberikan perawat kesempatan untuk membuat pilihan jalur karier yang ingin ditempuhnya.

Dengan berbagai tempat kerja, perawat dapat memilih antara peran sebagai manajer asuhan keperawatan atau sebagai perawat asosiat yang melaksanakan keputusan manajer (Manthey, 1990). Sebagai manajer, perawat mengkoordinasikan dan mendelegasikan tanggung jawab asuhan dan mengawasi tenaga kesehatan lainnya.

5.    Rehabilitator

Rehabilitasi adalah proses dimana individu kembali ke tingkat fungsi maksimal setelah sakit, kecelakaan, atau kejadian yang menimbulkan ketidakberdayaan lainnya. Seringkali klien mengalami gangguan fisik dan emosi yang mengubah kehidupan mereka. Disini, perawat berperan sebagai rehabilitator dengan membantu klien beradaptasi semaksimal mungkin dengan keadaa tersebut.

6.    Pemberi Kenyamanan

Perawat klien sebagai seorang manusia, karena asuhan keperawatan harus ditujukan pada manusia secara utuh bukan sekedar fisiknya saja, maka memberikan kenyamanan dan dukungan emosi seringkali memberikan kekuatan bagi klien sebagai individu yang memiliki perasaan dan kebutuhan yang unik. Dalam memberi kenyamanan, sebaiknya perawat membantu klien untuk mencapai tujuan yang terapeutik bukan memenuhi ketergantungan emosi dan fisiknya.

7.    Komunikator

Keperawatan mencakup komunikasi dengan klien dan keluarga, antar sesama perawat dan profesi kesehatan lainnya, sumber informasi dan komunitas. Dalam memberikan perawatan yang efektif dan membuat keputusan dengan klien dan keluarga tidak mungkin dilakukan tanpa komunikasi yang jelas. Kualitas komunikasi merupakan factor yang menentukan dalam memenuhi kebutuhan individu, keluarga dan komunitas.

8.    Penyuluh

Sebagai penyuluh, perawat menjelaskan kepada klien konsep dan data-data tentang kesehatan, mendemonstrasikan prosedur seperti aktivitas perawatan diri, menilai apakah klien memahami hal-hal yang dijelaskan dan mengevaluasi kemajuan dalam pembelajaran. Perawat menggunakan metode pengajaran yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan klien serta melibatkan sumber-sumber yang lain misalnya keluarga dalam pengajaran yang direncanakannya.

9.    Kolaborator

Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapi, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.

10.    Edukator

Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkatpengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan sehingga terjadi perubahab perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.

12.    Konsultan

Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien tehadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.

13.    Pembaharu

Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.


ASUHAN KEPERAWATAN

Asuhan keperawatan adalah proses kegiatan pada praktik keperawatan yang secara langsung ditujukkan kepada klien atau pasien di berbagai pelayanan kesehatan.

Proses keperawatan adalah salah satu metode yang efektif untuk menyelesaikan masalah yang dilakukan perawat terhadap klien dengan pendekatan metodologi ilmiah.

Dengan asuhan keperawatan maka dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan ilmiah yaitu: logis, sistimatis, dinamis, dan terstruktur.

Jadi dapat artikan proses keperawatan adalah sebagai alat bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yang mana memiliki arti penting bagi kedua belah pihak yaitu perawat dan klien.

Tujuan Asuhan Keperawatan

Adapun tujuan asuhan keperawatan diantaranya sebagai berikut:

  • Membantu individu (klien) untuk mandiri.
  • Menganjurkan klien,keluarga serta masyarakat untuk berpartisipasi di dalam suatu bidang kesehatan.
  • Membantu klien ketika mengembangkan potensi dalam memelihara derajat kesehatan secara optimal sehingga yang diharapkan tidak ketergantungan pada seseorang yang lain dalam menjaga kesehatannya.
  • Membantu individu (klien) dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.

Tujuan Proses Keperawatan

Adapun tujuan proses keperawatan diantaranya sebagai berikut:
  • Mempraktikkan metode pemecahan masalah dalam melakukan praktik keperawatan.
  • Menggunakan standar untuk melaksanakan praktik keperawatan.
  • Memperoleh metode yang baku, sesuai, rational dan sistematis dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien.
  • Memperoleh metode yang bisa digunakan dalam segala situasi.
  • Memperoleh hasil asuhan keperawatan dengan kualitas yang tinggi.

Komponen Proses Keperawatan

Dalam proses keperawatan juga memiliki 5 komponen, yaitu sebagai berikut:

1.    Pengkajian Keperawatan

Pengkajian keperawatan adalah langkap awal dalam proses keperawatan dan itu juga merupakan proses yang sistematis dalam mengumpulkan data dari sumber data untuk mengevaluasi serta mengidentifikasi bagaimana status kesehatan si pasien

2.    Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik menengenai respon indivdu keluarga atau komunitas terhadap masalah kesehatan.

3.    Intervensi atau Perencanaan Keperawatan

Perencanaan keperawatan adalah suatu langkah dalam menyelesaikan atau memecahkan masalah yang terkait dengan keputusan awal tentang sesuatu apa yang akan dilakukan, kapan akan dilakukan, bagaimana melakukannya, dan siapa yang akan melakukan.

4.    Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan adalah pengolahan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap sebelumnya (perencanaan).

5.    Evaluasi

Evaluasi keperawatan adalah kegiatan yang terus dilakukan untuk menentukan apakah rencanan keperawtaan tersebut efektik dan juga bagaimana rencana keperawatan tersebut dilakukan, serta merevisi rencana atau bahkan menghentikan rencana.

Asuhan keperawatan diberikan atau dilakukan pada pasien sebagai rangka untuk memenuhi kebutuhan si pasien yang sudah didasarkan pada 5 kebutuhan manusia, yaitu:

  • Kebutuhan fisiologis
  • Kebutuhan rasa aman dan perlindungan
  • Kebutuhan rasa saling memiliki
  • Kebutuhan akan harga diri
  • Kebutuhan aktualisasi diri

Komentar